5 Hal yang Harus Anda Pertimbangkan Sebelum Berkata 'Yes I Do'

Jum'at, 30 Oktober 2015 - 06:28 WIB
5 Hal yang Harus Anda...
5 Hal yang Harus Anda Pertimbangkan Sebelum Berkata 'Yes I Do'
A A A
FLORIDA - "Aku baru menikahi sahabatku!" Seru seorang kenalan di Facebook saya yang masih samar-samar saya ingat dari sebuah pesta kala di perguruan tinggi yang hampir saja sudah terlupakan.

Saya pun mengambil langkah dengan mengintip cepat di profilnya, hanya untuk menemukan bahwa orang ini telah berkencan dengan "teman terbaiknya" itu selama setahun sebelum menikah!

Kita semua pernah mengalami periode bulan madu yang terlalu akrab, ketika teman-teman mentolerir PDA, sms-an terus-menerus dan panggilan telepon kembali dan sebagainya, tampak segalanya terasa normal.

Ini adalah waktu-waktu ‘emas’ yang pernah dialami dalam hubungan apapun, tapi juga bisa menimbulkan bahaya juga.

Lantas apakah karena Anda "tidak saling terlibat pertengkaran" walau hanya satu kali selama masa pacaran. Atau Anda "baru sama-sama pindah dan tinggal bersama sekitar lima bulan yang lalu dan merasa saling mencintai" itu tidak berarti Anda harus bertunangan atau berlanjut ke pernikahan?

Saya tidak perlu melihat cincin pertunangan di Facebook, dan teman Anda bisa memberikan saya komentar Facebook, guna meyakinkan atau sebuah ucapan selamat yang mirip dengan komentar yang muncul di dinding Facebook saya pada ulang tahun saya setiap tahun.

Namun sekali lagi, apakah Anda sudah merasa berkencan secara signifikan selama 10 bulan atau 10 tahun? Karena Anda mesti tahu dan sadari, bahwa pernikahan adalah salah satu keputusan terbesar yang diambil oleh seorang individu dan saat jadi pasangan, mereka akan menghadapi sebuah tantangan.

Berikut ini adalah lima hal produktif yang dapat Anda lakukan saat kencan sebelum membuat lompatan besar dengan mengatakan ‘yes i do’ seperti disarikan situs elite daily dari Bradley Walker, kontributor kanal kencan mereka:

1. Membangun hubungan bermakna dengan ‘mertua’

Ini mungkin salah satu hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan. Orang tua pasangan alias ‘mertua’ harus menaruh kepercayaan kepada Anda, sebesar pasangan Anda mempercayai Anda, polos dan sederhana bukan? Cobalah untuk memulai percakapan yang sedikit lebih dalam dari sekedar rencana pesta akhir pekan.

Seharusnya tidak perlu terlalu pribadi. Fokus pada topik seperti karir Anda, tujuan hidup, aspirasi dan hobi. Anda mungkin tidak melihat orang tua pasangan Anda begitu sering, tetapi ketika Anda jadi menikah dengan anak mereka, maka penting untuk membuat setiap momen ini jadi lebih berharga.

2. Keluarlah dari zona nyaman Anda

Ketika sebuah hubungan sudah mulai menjadi rutinitas, hal-hal lain pasti akan mulai kacau satu-persatu.

Jangan salah paham. Saya suka menonton "Game of Thrones" dengan pacar saya setiap hari Minggu, tapi itu salah satu dari banyak hal yang kita lakukan bersama-sama untuk kesenangan. Kami mengajarkan setiap hobi baru lainnya. Kita belajar dari satu sama lain.

Terjun payung pada hari Selasa hanya untuk bersenang-senang. Atau pergi ke lapangan tembak bersama-sama dan menembakkan beberapa peluru, meskipun Anda belum pernah memegang pistol dalam hidup Anda dan takut dengan mereka.

Jika Anda tidak menjaga pasangan Anda pada jari kakinya masing-masing dan dilakukan setiap hari, Anda akhirnya akan dapat diinjak. Setelah menyakitkan menonton pernikahan orangtua saya yang harus berpisah, saya tidak akan mengorbankan kebahagiaan abadi untuk kehidupan yang berisi kenyamanan, kepuasan dan rutin. Cobalah beberapa hobi dan suasana baru di luar kebiasaan.

3. Cari kenikmatan dalam beberapa hal kecil

Usia 20-an yang kita jalani pastinya tidak akan bertahan selamanya. Jika Anda tidak dapat menemukan kenikmatan dalam hubungan Anda tanpa terus-menerus mabuk bersama-sama, menggunakan zat lain atau berpesta malam dan keluar bersama sat malam hari, Anda akan segera menyadari bahwa pernikahan mungkin semua hal yang tidak didapatkan dari hubungan Anda tadi.

Memiliki kehidupan sosial yang aktif dengan pasangan Anda, adalah sehat, tetapi menemukan jalan lain dari kenikmatan, juga bukan merupakan ide yang buruk! Jika Anda berdua dapat menghargai hal-hal kecil dalam hidup, hubungan Anda akan berkembang pada pengalaman yang tidak memerlukan banyak hal untuk membuat Anda berdua benar-benar bahagia.

4. Berlatih mengorbankan kepentingan sendiri dan hilangkan egoisme

Jika seks adalah vanili dalam sebuah ikatan pernikahan, itu juga dapat jadi pembunuh sebuah hubungan. Tidak peduli berapa banyak Anda berpikir, Anda saling mencintai satu sama lain. Kika kehidupan seks Anda tidak berlangsung bagus. Bagaimana Anda berharap hubungan ini bisa bertahan seumur hidup? Kata "rutin" datang ke pikiran kita lagi.

Ketika Anda dengan seseorang selama bertahun-tahun, rutin cenderung merayap dan percikan antar kedua orang ini dapat dengan mudah hilang. Tentunya jika Anda tidak menempatkan usaha yang serius dalam menjaga api ini tetap terbakar.

Setelah Anda mulai melihat seks sebagai tugas atau kewajiban, Anda punya 99 masalah. Dan seks yang buruk adalah penyebab langsung dari mereka semua. Dari perspektif seorang pria, sangat penting untuk mengatasi kebutuhan untuk hanya menyenangkan diri sendiri.

Kesimpulannya adalah, Anda harus mulai mencoba menempatkan semua upaya ke arah memuaskan pasangan Anda, baik secara fisik dan emosional. Bukan sebaliknya buat diri sendiri.

5. Lebih sering bepergian keluar rumah

Hal ini mungkin terdengar klise, tetapi tidak untuk alasan yang mungkin Anda harapkan. Saya benar-benar percaya bahwa bepergian, menguji batas-batas hubungan lebih dari apapun yang mana pasangan bisa lakukan bersama.

Melakukan perjalanan adlaah menyenangkan, membuat Anda melihat dan mendalami hingga mengalami cerita baru di dunia lain. Tapi, ketika Anda kehilangan kenyamanan hidup saat kembali ke rumah dan terus bersama pasangan Anda 24/7. Emosi dapat terpercik dan perahu Anda berdua dapat mulai goyang.

Karena bepergian itu bisa juga disebut sebagai Neraka stres. Dari perencanaan perjalanan naik pesawat, hotel, makanan, kurangnya privasi dan ketidaknyamanan saat berada di depan umum saat tidak berada di rumah, itu bisa menjadi ujian sejati, seberapa baik Anda masing-masing dapat menangani kesulitan.

Yang cukup menarik, fantasi dan realitas pernikahan dan perjalanan, punya satu kesamaan. Anda memiliki gambaran ideal dari seberapa sempurna itu nantinya akan menjadi, saat tidak menangkal satu masalah pun, hingga memiliki rasa naif akan sebuah optimisme. Kemudian realitas menghantam Anda berdua: GPS Anda membawa Anda dan partner ke sebuah tempat antah berantah.

So, sebuah ikatan akan mendapat ujian ketika kita bahkan sama sekali tidak mengharapkannya datang. Dan pasangan harus percaya diri menghadapi apa pun yang terjadi dalam hidup, pernikahan dan cinta yang dilontarkan kepada mereka.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0702 seconds (0.1#10.140)